Search

Antisipasi Konflik, Kantor Gojek Online di Kediri Disidak Polisi

Antisipasi Konflik, Kantor Gojek Online di Kediri Disidak Polisi

Antisipasi terjadinya konflik antara ojek konvensional di Kediri dengan GOJEK Online, petugas Polsek Kota Kediri Kota melakukan sidak ke kantor GOJEK Online di Jalan Brigjen Katamso, Kota Kediri, Rabu (30/8/2017).(Foto : Duchang Prakasa)

Sidak tersebut polisi memberikan imbauan agar pengemudi GOJEK di Kediri tidak menyerobot penumpang ojek konvensional. Ironisnya, saat sidak berlangsung justru pihak penanggung jawab GOJEK Online tidak mengetahui jumlah pasti armadanya.

Kapolsek Kediri Kota, Kompol Sucipto mengatakan, sidak ini untuk memberikan penyuluhan para pengemudi GOJEK Online serta untuk meminta data jumlah karyawan. “Selain silaturahim kami meminta data dan memberikan penyuluhan. Kami hanya ingin menciptakan suasana yang kondusif di Kota Kediri, jangan sampai terjadi konflik antara tukang ojek konvensional dengan ojek online,” ungkapnya.

Kompol Sucipto juga membawa sejumlah anggotanya saat mendatangi Kantor GOJEK Online. Pihaknya ditemui oleh penanggung jawab perwakilan Kediri, Muslich. Dialog antara petugas dengan pihak GOJEK berlangsung di dalam ruangan kantor.

Ironisnya, saat diminta berapa jumlah armadanya saat ini, pihak penanggung jawab tidak dapat menyediakan data tersebut. Alasannya, segala administrasi dan tanggung jawab ada di kantor pusat.

“Kita mintai data jumlah pengendara GOJEK di Kota Kediri dan dokumen perizinan tentang usaha ini. Pihak Gojek meminta waktu dua hari untuk menyediakan data yang kami minta. Mereka akan menyerahkan ke Polsek nantinya,” tambah Kompol Sucipto.

Hingga saat ini belum ada laporan resmi perihal konflik antara tukang ojek online dengan ojek konvensional maupun abang becak. Tetapi dari hasil laporan Bhabinkamtibmas Polsek Kota, beberapa tukang ojek konvensional dan tukang becak mengaku resah dengan kehadiran GOJEK Online yang semakin marak. Pasalnya, pendapatan mereka anjlok pasca kehadiran angkutan online tersebut.

Ada beberapa langkah solutif untuk mengurangi ketegangan antara ojek online dangan konvensional dan tukang becak. Menurut Kapolsek, pengendara GOJEK sebaiknya menghindari pangkalan ojek konvensional dan tukang becak sewaktu mengambil penumpang. Seperti di seputaran Stasiun Besar Kediri dan kawasan Rumah Sakit hingga Terminal Kota Kediri.

“Mungkin harus ada semacam zonasi wilayah yang mestinya dihindari GOJEK sewaktu mengambil penumpang. Jangan sampai masuk di tempat mangkal ojek konvensional dan tukang becak. Agar tidak timbul konflik diantara mereka,” tandasnya.

Terpisah, Muslich, selaku penanggung jawab Kantor GOJEK Online perwakilan Kediri mengaku, akan berkoordinasi dengan atasannya mengenai persoalan tersebut. Pihaknya sudah sering melakukan sosialisasi kepada tukang ojek konvensional perihal kehadiran GOJEK di Kediri. Mereka bisa bergabung dengan layanan ojek berbasis aplikasi internet ini.

“Sempat kami menyampaikan sosialisasi kepada tukang ojek konvensional agar mereka juga bisa berbagung dengan kami. Selain mereka masyarakat, lain juga silahkan, gabung,” ujar Muslih.

Diketahui, data perkiraan Polsek Kota Kediri jumlah armada GOJEK di Kota Kediri sudah mencapai kurang lebih 600 pengemudi. Jumlah ini bakal terus bertambah, karena ada yang mendaftar setiap harinya.

Diberitakan sebelumnya, puluhan tukang ojek konvensional di Terminal Tamanan Kota Kediri mengeluhkan kehadiran GOJEK Online yang semakin banyak. Pendapatan mereka anjlok setelah hadir ojek berbasis online ini. Penyebabnya, tarif GOJEK jauh lebih murah dari pada ojek konvensional. (Duchang Prakasa)

INDEX