Search

Mata Najwa On Stage Kediri : Melihat Indonesia

Mata Najwa On Stage Kediri : Melihat Indonesia


Diselenggarakan di Kota Kediri, sekitar 10 ribu penonton tak beranjak dan memadati Gelanggang Olah Raga (GOR) Jayabaya lokasi berlangsungnya Mata Najwa On Stage, Sabtu (23/3/2019) malam. (Foto : Siaran Pers Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kota Kediri)

Walikota Kediri, Abdullah Abu Bakar (akrab disapa Mas Abu) turut menyambut narasumber dan antusiasme penonton. Dalam rangkaian program Trans7 Goes to Kediri selama dua hari itu (22-23/3/2019), ada empat narasumber yang dihadirkan pada Mata Najwa On Stage Kediri bertema Melihat Indonesia.

Yakni, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Intelektual Muslim Nadirsyah Hosen dan Novelis Ahmad Fuadi.

Mata Najwa On Stage dimulai sekitar pukul 19.30 WIB. Kemudian pukul 20.10 WIB Najwa Shihab langsung menyapa para penonton dengan parikan khas Jawa Timur. Najwa Shihab mengungkapkan, acara Mata Najwa On Stage kali ini mengambil tema Melihat Indonesia.

Melalui tema tersebut. Nana, sapaan akrab Najwa Shihab mengajak penonton untuk melihat Indonesia dari sudut yang berbeda. Menghadirkan nara sumber inspiratif yang merasakan gemblengan di pesantren. Mereka berbagi cerita bagaimana kehidupan mereka di pesantren hingga akhirnya sukses.

Nana, langsung memanggil dua narasumber yaitu Imam Nahrawi dan Khofifah Indar Parawansa. Kedua narasumber ini ditantang oleh Nana untuk membuat parikan. Setelah itu, mereka menceritakan masa saat menjadi santri.

Seperti Imam Nahrawi yang merasakan hidup di Pondok Pesantren selama empat tahun. Pria kelahiran Bangkalan ini menceritakan enaknya menjadi santri.

“Jadi santri enaknya kita menikmati apa yang ada. Mulai dari makan menggunakan talam secara bergantian dan antri menggunakan kamar mandi. Kita belajar untuk sabar, setia dan bersama-sama di Pondok Pesantren,” ujarnya.

Khofifah Indar Parawansa juga menceritakan masa kecilnya. Santri perempuan ini memiliku hobby mendaki gunung. Ia merasakan nikmat yang luar biasa ketika mendaki gunung, yakni ada banyak keindahan dari Allah SWT.

Kemudian, Ia juga mengatakan dirinya aktif berorganisasi sejak SMP dan memiliki cita-cita menjadi presenter. “Dulu cita-citanya jadi presenter karena melihat Toeti Adhitama saat di Dunia Dalam Berita. Kok perempuan ini pintar sekali, bisa dijadikan refrensi bagi perempuan. Bahwa perempuan harus pintar,” pungkasnya.

Sesi berikutnya, Nana memanggil dua narasumber berikutnya yakni Nadirsyah Hosen dan Ahmad Fuadi. Dimana Nadirsyah Hosen adalah santri yang berhasil menaklukan barat. Pria kelahiran 8 Desember 1973 itu merupakan satu-satunya orang Indonesia yang jadi dosen tetap di Fakultas Hukum Monash University, Melbourne, Australia.

Kemudian Ahmad Fuadi, penulis terkenal yang salah satu novelnya berhasil difilmkan yakni Negeri 5 Menara. Ia mengaku melalui Pondok Pesantren dirinya pertama kali mengenal Indonesia. Karena pada saat Ia masuk di Pondok Pesantren Gontor dirinya bisa bertemu dengan orang-orang dari seluruh penjuru nusantara.

Acara semakin meriah dengan penampilan bintang tamu, stand up comedy Iqbal Kutul dan group band Nidji. Ribuan penonton tampak antusias mengikuti acara tersebut hingga berakhir sekitar pukul 22.10 WIB.

Selain Walikota Kediri hadir pula Wakil Walikota Kediri Lilik Muhibbah, Ketua TP.PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar, Forkopimda Kota Kediri, Perwakilan PT.Gudang Garam, Tbk, dan tokoh agama. (A Rudy Hertanto)

INDEX