Search

Gejala Serangan Penyakit Blas di Gogorante, Begini Trik Antisipasi Yayuk PPL Kecamatan Ngasem

Gejala Serangan Penyakit Blas di Gogorante, Begini Trik Antisipasi Yayuk PPL Kecamatan Ngasem

Imam Safii kelompok tani Margo Mukti Desa Gogorante Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri menyemprot tanaman padinya menggunakan cairan pestisida, Senin (2/3/2020). Foto : A Rudy Hertanto

Langkah itu ditempuh merespon perkembangan serangan penyakit blas selama sepekan terakhir yang mengkhawatirkan, jika dibiarkan potensi panen ke depan otomatis bisa buyar.

Imam menerangkan, permulaan serangan blas diketahui dari pinggir persawahan tanaman padi, kondisi ini kemudian dilaporkan ke petugas hingga akhirnya dilakukan penanganan.

Yayuk selaku Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) wilayah Kecamatan Ngasem, Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dipertabun) Kabupaten Kediri mengatakan, sejauh ini pihaknya terus memantau perkembangan serangan blas.

“Penyakit blas disebabkan oleh jamur pyricularia, kalau di Desa Gogorante sendiri ini ada sekitar yang parah yang sudah terkena itu ada kurang lebih 1 hektar,” kata Yayuk.

Hasil pengamatan terkini, sepekan terakhir gejala awal sudah mulai muncul di desa di Kecamatan Ngasem, pada umumnya memang belum parah tapi sudah menuju ke sana mulai ada tanda-tanda serangan penyakit blas.

Gejala Serangan Penyakit Blas Daun (leaf blast) pada daun terdapat bercak coklat berbentuk belah ketupat dan memanjang searah dengan urat daun.

Pinggir bercak berwarna coklat dengan bagian tengah berwarna putih keabuan, bercak-bercak terutama terlihat pada stadium pertumbuhan vegetative, bercak-bercak dapat bergabung menjadi satu, sehingga secara keseluruhan tampak tanaman seperti terbakar.

“Jamur pyricularia ini sangat cepat sekali berkembangnya jadi waktu hari Sabtu (kemarin), kita ada laporan dari petani bahwa ada serangan blas kemudian kita apa namanya melakukan pengamatan, hari ini kita melihat area yang sebelumnya belum ada sama sekali, sudah mulai ada bercak bercak penyakit blas,” ungkapnya.

Seperti disampaikan Yayuk, dinas langsung melakukan tindakan memberikan bantuan pestisida fungisida, segera untuk dikendalikan bisa menghentikan perkembangan jamur tersebut supaya tidak menular ke penyakit tanaman yang lain.

Blas pada umumnya menyerang padi masa primordia atau sebelum bunting yaitu sekitar umur 45 hari atau mulai umur padi “isen-isen” pengisian bulir, kalau tidak dikendalikan secara seksama nantinya akan mengganggu dari proses pengisian bulir, mengakibatkan padi gabug.

Kondisi itu tentunya mengurangi produktivitas panen, salah satu pemicunya faktor cuaca ekstrem dengan kelembaban cukup tinggi, kendati demikian ada beberapa trik bagi petani padi untuk meminimalisir blas terutama di musim penghujan sekarang ini.

Metode ini dapat dilakukan sejak awal tanam, dari memperhatikan jarak tanam dan menghindari tanaman rumput gajah yang ditenggarai menjadi tempat inang blas.

“Diperhatikan jarak tanamnya itu tidak boleh terlalu rapat, jadi disitu kemudian juga apa namanya kebersihan lingkungan termasuk, sekitarnya biasanya kan banyak tanaman rumput gajah itu juga sebagai inang juga nanti,” pungkas Yayuk. (A Rudy Hertanto)

INDEX