Search

Diskominfo Kota Kediri : Perangi Hoax Pakai THINK (adv)

Diskominfo Kota Kediri : Perangi Hoax Pakai THINK (adv)

Kota Kediri Siap Perangi Hoax, penandatanganan komitmen sinergi bersama, kalangan pelajar SMP, SMA, mahasiswa, karang taruna, komunitas dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), dalam kegiatan sosialisasi hoax yang digelar Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), Kota Kediri pada Kamis (22/03/2018) kemarin. (Foto : Dinas Komunikasi dan Informatika, Kota Kediri)

Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri melalui Dinas Komunikasi Dan Informatika (Diskominfo) menghimbau agar masyarakat lebih cermat dan selektif dalam memilah informasi, pernyataan itu disampaikan Kepala Diskominfo, Kota Kediri, Haris Candra Purnama menanggapi maraknya beredarnya informasi atau berita palsu alias hoax, selain menyesatkan beberapa diantara materi hoax seringkali juga mengandung ujaran kebencian.

Peredaran hoax secara nyata telah menimbulkan keresahan serta membawa sejumlah dampak negatif lainnya bagi perkembangan kehidupan masyarakat, juga berpotensi merusak persatuan dan kesatuan bangsa.

“Hoax itu bahaya, masyarakat jangan mudah percaya atau sampai terpengaruh informasi yang belum jelas sumber serta kebenarannya, bersama-sama kita perangi dan tangkal berita hoax, menolak hoax,” tegas Haris.

Era digital sekarang ini, teknologi berkembang sangat pesat, kemudahan akan akses informasi terutama melalui internet sudah seharusnya di sikapi lebih bijak, diketahui hoax banyak tersebar melalui media sosial maupun aplikasi percakapan alias chating.

Hoax adalah berita palsu yang diada-adakan atau diputarbalikkan faktanya dari realitas sesungguhnya, pengertian lainnya yakni usaha untuk meyakinkan orang lain agar sebuah kebohongan dapat diterima atau diyakini sebagai sebuah kebenaran.

Ciri-ciri hoax diantaranya biasanya menimbulkan kepanikan, terdapat kata-kata provokatif (misal: awas!…waspadalah!….bahaya!!), minta untuk segera di share, sumber informasi tidak jelas (mencatut nama lembaga, tokoh, gelar, hasil penelitian tidak jelas, tidak ada keterangan waktu jelas), isi informasi aneh atau tidak biasa atau bombastis, kemungkinan ada kepentingan politik/bisnis/kepanikan/ ketidakpercayaan, berita tidak muncul di media massa, banyak ditulis dengan huruf kapital & tanda seru!!!, photo/gambar terlalu vulgar dan/atau terdapat indikasi telah dimanipulasi.

Lebih lanjut Haris menerangkan agar seluruh pihak berfikir lebih kritis dalam merespon dan menggunakan teknologi informasi yang ada. “THINK sebelum posting atau sharing, True? (apakah berita ini benar?), Hurtful? (apakah berita ini akan menyakiti orang lain?), Illegal? (apakah berita ini melanggar peraturan?), Necessary? (apakah menyebarkan berita benar-benar perlu? dan Kind? (apakah menyebarkan berita ini kebaikan?),” urainya. (A Rudy Hertanto) (Advertorial)

INDEX