Search

Harga Melambung, Cabai Kabupaten Kediri Jadi Tumpuan Nasional

Harga Melambung, Cabai Kabupaten Kediri Jadi Tumpuan Nasional

Plt Kepala Dinas Perdagangan, juga Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Kediri, drh. Tutik Purwaningsih. Foto : A Rudy Hertanto

Sebagai wilayah yang memiliki sentra produksi cabai, Kabupaten Kediri saat ini menjadi salah satu daerah pemasok cabai untuk kebutuhan skala nasional.

Hal itu diungkapkan Plt Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Kediri, drh. Tutik Purwaningsih usai mendampingi Mas Bupati (Mas Bup) Kediri, Hanindhito Himawan Pramana (Mas Dhito) di Pasar Induk Pare, sidak melambungnya harga cabai akhir-akhir ini hingga tembus Rp. 100 ribu per kilogram, Rabu (10/3/2021).

“Karena daerah-daerah pemasok yang lain ada beberapa yang kena bencana, ada beberapa yang gagal panen, saat ini memang yang jadi tumpuan adalah Kabupaten Kediri,” kata drh. Tutik yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan, Kabupaten Kediri.

Kendati demikian, drh. Tutik menegaskan melakukan evaluasi berkelanjutan atas jumlah permintaan kebutuhan cabai yang luar biasa besarnya dari luar Kabupaten Kediri, dimana kenaikan harga cabai bergerak cukup pesat di beberapa wilayah di Indonesia.

“Hari ini tidak kami duga kalau harga sudah naik 8.000 an, karena kemarin kami masih 92 hari ini sudah ada yang 100 ini sesuatu yang memang harus disikapi,” urainya.

Menurutnya, saat ini kontribusi Kediri untuk kebutuhan cabai secara nasional berada di angka 70 persen, karena sebagian wilayah penghasil cabai lainnya mengalami penurunan produksi.

Tak terkecuali di Kabupaten Kediri, “Puncu dan Kepung beberapa waktu yang lalu kami monev (monitoring dan evaluasi) luasannya luas tapi memang ada juga penurunan produksi karena cuaca, hama sampai 40% bahkan 60% memang riel di lapangan,” papar drh. Tutik.

“Kami ada sidak dari temen-temen perindag (perindustrian dan perdagangan) provinsi, sinyalir ada ndak yang ditimbun, dan tidak ada yang ditimbun jadi memang karena satu produksi turun, permintaan luar biasa, di beberapa penghasil memang tidak ada barang,” lanjutnya.

Lahan tanaman cabai di Kabupaten Kediri, drh. Tutik menerangkan, “Kalau di lahan Kediri sebagaimana data dari temen-temen dipertabun (dinas pertanian dan perkebunan) kurang lebih ada kisaran 3000 hektar, tapi yang panen sampai dengan sekitar Maret ini kurang lebih 2 ribuan hektar.”

Sedangkan sisanya masih belum waktunya panen dan adanya potensi gagal panen karena hama.

drh. Tutik memprediksi kenaikan harga dan penurunan produksi cabai karena faktor cuaca ekstrem akan berlangsung selama beberapa bulan ke depan.

“Awal hitungan kami kalau dari analisa luas tanam itu, bayangan kami Maret tapi kenyataannya temen-temen juga menginfokan bahkan mungkin bulan Mei,” ujarnya.

Langkah lanjutan menghadapi kondisi tersebut, “Memang perlu kami matangkan dengan temen-temen dipertabun, artinya pola tanamnya seperti apa, produksi range per bulan kira-kira berapa ini yang perlu kita matangkan,” jelas drh. Tutik.

“Jangan sampai nanti menjelang Ramadhan harganya tambah melambung,” sambungnya.

drh. Tutik menambahkan, saat ini produktifitas cabai di Kabupaten Kediri per harinya yakni 23 ton, masih mencukupi kebutuhan masyarakat sebesar 7 ton per harinya.

“Kalau untuk Kabupaten Kediri sendiri dengan kebutuhan per hari kira-kira 7 ton, produksi sekarang per hari 23 ton itu masih cukup, tapi permintaan luar kan luar biasa,” imbuhnya, sisanya 16 ton dimanfaatkan untuk memenuhi pangsa pasar luar Kediri. (A Rudy Hertanto)

INDEX